Indonesia merupakan negara dan bangsa yang tergolong besar diantara negara-negara lain di dunia. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek sosial, budaya, geografis, dan demografis. Akan tetapi memiliki kesatuan yang utuh berkat Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan sebagai pegangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesatuan dan keanekaragaman.
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya.
Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan, perikanan perternakan, pertarnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis.
Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
Kurikulum adalah satu komponen penting dari sistem pendidikan, karena merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi waktu yang berdiri sendiri. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, sehingga pengembangan dan implementasi kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi KTSP.
Menurut Kurikulum 1994 Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri.
Menurut Soewardi Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran dan pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari keterampilan, kerajinan, tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda serta adat istiadat.
Secara garis besar Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah yang isi dan media pentyampaiannya sesuai dengan ciri khas daerah tertentu.
Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu :
Ada 4 Landasan Demografik Keindahan bangsa dan negara Indonesia terletak pada keanekaragaman pola kehidupan dari beratus-ratus suku. Kekaguman terhadap bangsa dan negara Indonesia telah dinyatakan oleh hampir seluruh bangsa di dunia, karena keanekaragaman tersebut dapat dipersatukan oleh falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Semuanya itu merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan muatan lokal.
Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Keberhasilan pengembangan kurikulam muatan lokal di sekolah tergantung pada beberapa aspek, yaitu :
1) Kekreatifan guru dalam memberikan materi tentang kurikulum mauatan lokal.
2) Kesesuaian program muatan lokal yang diberikan kepada murid.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai demi kesuksesan pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah tersebut.
4) Cara pengelolaan kurikulum yang baik dan sesuai dengan prosedur.
5) Kesiapan siswa dalam meneriman materi muatan lokal.
6) Partisipasi masyarakat setempat untuk mendukung pelaksanaan kurikulum muatan lokal disekolah tersebut.
7) Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait
Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk satu bidang studi dapat dilaksanakan dengan empat cara :
1) Bagi mata pelajaran yang sudah punya SK dan KD, disusun tema dan materi pembelajaran, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal.
2) SK dan KD yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat.
3) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai indikator yang mungkin sesuai.
4) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya yang perlu dimasukan dalam program pendidikan kemudian dibuat indikator.
1) Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah, meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah, meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat) dan untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha.
2) Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian dari masyarakat karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah dimana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karekteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, sosial, budaya maupun menjadi kebutuhan daerah. Berdasarkan kenyataan ini,
diperlukan pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah. Hal ini berarti, sekolah harus mengembangkan suatu program pendidikan yang berorientasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatan lokal. Dengan demukian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan dan mempunyai pemahaman dan pemiliharaan moral akan keterampilan dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, Ar_Ruzz Media, 2007.
Ahmad, Dkk. Pengembangan Kurikulum, Pustaka Setia, 1997.
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/kurikulum-muatan-lokal-perlukah
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/kurikulum-muatan-lokal.html
Istyarini, ( tinjauan tentang kurikulum muatan lokal sekolah dasar),. PDf.
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya.
Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan, perikanan perternakan, pertarnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis.
Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
Kurikulum adalah satu komponen penting dari sistem pendidikan, karena merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi waktu yang berdiri sendiri. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, sehingga pengembangan dan implementasi kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi KTSP.
A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Menurut Kurikulum 1994 Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri.
Menurut Soewardi Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran dan pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari keterampilan, kerajinan, tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda serta adat istiadat.
Secara garis besar Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah yang isi dan media pentyampaiannya sesuai dengan ciri khas daerah tertentu.
B. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu :
- Tujuan langsung adalah tujuan yang dalam pencapaiannya memerlukan waktu yang relative singkat dalam pencapaiaannya.
- Tujuan tidak langsung adalah tujuan yang dalam Pencapaiannya memerlukan waktu dan proses yang relatif lebih lama untuk mencapainya.
C. Fungsi Kurikulum Muatan Lokal
- Fungsi Penyesuaian
- Fungsi Integrasi
- Fungsi Perbedaan
Ada 4 Landasan Demografik Keindahan bangsa dan negara Indonesia terletak pada keanekaragaman pola kehidupan dari beratus-ratus suku. Kekaguman terhadap bangsa dan negara Indonesia telah dinyatakan oleh hampir seluruh bangsa di dunia, karena keanekaragaman tersebut dapat dipersatukan oleh falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Semuanya itu merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan muatan lokal.
D. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
- Pengembangan untuk jangka panjang
- Pengembangan untuk jangka pendek
Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Perluasan muatan lokal
- Pendalaman muatan lokal
Keberhasilan pengembangan kurikulam muatan lokal di sekolah tergantung pada beberapa aspek, yaitu :
1) Kekreatifan guru dalam memberikan materi tentang kurikulum mauatan lokal.
2) Kesesuaian program muatan lokal yang diberikan kepada murid.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai demi kesuksesan pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah tersebut.
4) Cara pengelolaan kurikulum yang baik dan sesuai dengan prosedur.
5) Kesiapan siswa dalam meneriman materi muatan lokal.
6) Partisipasi masyarakat setempat untuk mendukung pelaksanaan kurikulum muatan lokal disekolah tersebut.
7) Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait
Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk satu bidang studi dapat dilaksanakan dengan empat cara :
1) Bagi mata pelajaran yang sudah punya SK dan KD, disusun tema dan materi pembelajaran, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal.
2) SK dan KD yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat.
3) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai indikator yang mungkin sesuai.
4) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya yang perlu dimasukan dalam program pendidikan kemudian dibuat indikator.
E. Faktor Penghambat dan Fakor Penunjang
- Sifat dari pelajaran muatan lokal itu sendiri sebagian besar memberi tekanan pada pembinaan tingkah laku afektif dan psikomotor.
- Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan muatan lokal memerlukan pengorrganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak luar selain pihak sekolah itu sendiri.
- Dilihat dari segi proses belajar mengajar, pelaksanaan muatan lokal menggunakan pendekatan keterampilan proses dan CBSA.
- Sistem ujian dan ijazah yang diselenggarakan disekolah-sekolah umumnya masih menciptakan iklim pengajaran yang memberikan tekanan lebih pada mata pelajaran akademik, sedangkan pelajaran-pelajaran yang memberikan bekal prakits kepada peserta didk dianggap bersifat fakulatif.
- Sarana penunjang tertentu bagi pelaksanaan muatan lokal secara optimal kebanyakan tidak dimiliki oleh sekolah, dan mungkin juga tidak tersedia di masyarakat (misalnya untuk keperluan stimulasi)
- Adanya keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh bekal kerja dan pekerjaan apa pun yang membawa hasil.
- Materi muatan lokal yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak tersedia baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah, sehingga penentuan daerah perintisan maupun tidak diseminasinya tidak sulit.
- Ketenagaan yang bervariasi yang partisivasinya dapat menunjanng dan dapat dilibatkan dalam penyelenggaraan muatan lokal tidak sulit ditemukan pada semua daerah/lokasi.
- Adanya materi muatan lokal yang sudah tercantum sebagai materi kurikulum dan sudah dilaksanakan secara rutin, hanya tinggal pembenahan efektifitasnya yang perlu ditingkatkan.
- Media massa khususnya media komunokasi visual seperti TV, dan video sudah tidak sulit untuk dimanfaatkan guna penyebaran informasi berupa contoh-contoh model pelaksanaannya muatan lokal yang berhasil, dengan demikian ide tentang muatan lokal lebih cepat memasyarakat.
F. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal
1) Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah, meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah, meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat) dan untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha.
2) Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Kesimpulan
Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian dari masyarakat karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah dimana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karekteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, sosial, budaya maupun menjadi kebutuhan daerah. Berdasarkan kenyataan ini,
diperlukan pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah. Hal ini berarti, sekolah harus mengembangkan suatu program pendidikan yang berorientasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatan lokal. Dengan demukian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan dan mempunyai pemahaman dan pemiliharaan moral akan keterampilan dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, Ar_Ruzz Media, 2007.
Ahmad, Dkk. Pengembangan Kurikulum, Pustaka Setia, 1997.
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/kurikulum-muatan-lokal-perlukah
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/kurikulum-muatan-lokal.html
Istyarini, ( tinjauan tentang kurikulum muatan lokal sekolah dasar),. PDf.
Tag: manajemenpendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar