Agus salim muda dikirim pemerintah Belanda untuk menyelidiki gerakan Sarekat Islam. Tapi bersama Oemar Said Tjokrominoto, ia malah menjadi dwi tunggal penggerak SI. Justru Agus Salim penentang Belanda yang gigih sepanjang hayatnya.
Padahal ia anak seorang hoofdjaksa di Riau dan keturunan kaum ambtenaar (priyayi), yang biasa mendukung dan bekerja pada penguasa Belanda, walhasil ia menyempal dari lingkungannya. Salim juga dikenal gigih memegang prinsip. Pada tahun1917, Salim yang telah menikah beberapa tahun sebelumnya, sempat terpaksa menganggur. Saat itu, ia sudah jadi kepala keluarga ditawari Belanda menjabat controluer belasting di Pontianak. "Lebih baik makan kerikil daripada saya menerima tawaran Belanda", tolaknya pedas.
Dimasa belanda, Agus Salim pernah menemui temannya yang bekerja disalah satu kantor Belanda. teman itu mengejek, "coba kalau kau mau bekerjasama dengan belanda, tentu kau tidak seperti sekarang". Tak lama, datang salah seorang adviseur belanda. Teman Salim sama sekali tak diliriknya, tetapi sewaktu dilihatnya Agus Salim, maka cobee, adviseur itu, datang padanya dan mengulurkan tangan dengan hormat. Setelah ia pergi, Salim berkata pada temannya, "Coba kalau saya bekerja sama dengan belanda, tentu seperti kau. meskipun saya tidak bekerja, tetapi mereka ternyata hormat pada saya"
Pada awal pernikahan, Agus Salim berpesan pada isterinya, "kamu mesti banyak membaca dan belajar. sebab kalau nati kita mendapat anak kemungkinan tidak akan kita sekolahkan".Bagaimana mungkin putra tuan demikian lancar berbahasa inggeris, kalau dia tidak pernh bersekolah?" dengan ringan ia menjawab, " Benarlah Agus Salim memang mendidik sendiri anak-anaknya dirumah, tanpa disekolahkan. Bukan saja membaca, menulis, berhitung, keislaman dan lainnya diajarkan, tapi juga berbagai bahasa asing. Anak-anaknya pandai berbicara berbagai bahasa asing. Pernah seorang tamu keheranan, "Pernahkah tuan mendengar tentang tentang sekolah dimana kuda belajar meringkik? kuda yang tua meringkik dan anak anaknya meniru meringkik pula. Demikian saya meringkik dlam bahasa inggeris dan sekarang anak saya meringkik juga dalam bahasa inggeris".
Sumber : Tarbawi, ed.14 th 2, 30 November 2000.
Tag: Homeschooling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar