Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia.
Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.
Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan, siswa merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan.
Oleh karena itu, manajemen pengelolaan siswa harus dipahami oleh orang-orang yang bekerja di lembaga sekolah, baik itu tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang kesehariannya berinteraksi dengan siswa.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Murip Yahya (2008 : 113), dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukka.
Ketua : Kepala Sekolah
Sekertaris : Salah seorang guru
Bendahara : Bendahara Sekolah
Seksi Pendaftaran : Maksimum 3 (tiga) orang guru
Adapun tugas dari panitia ini adalah mengadakan pendaftaran calon siswa, seleksi, pendaftaran kembali siswa yang diterima dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan calon siswa baru kepada pengelola lembaga didik. Rekrutmen ini mencakup:
1. Iklan (open house), open house biasanya dilakukan untuk memperkenalkan sekolah serta sistem pembelajaran disekolah juga meliputi sarana dan prasarana. Ketika open house berlangsung biasanya sekolah juga menyediakan formulir pendaftaran.
2. Pendaftaran, ini dilakukan untuk mengisi formulir pendaftaran.
3. Syarat-syarat pendaftaran diperlukan untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi peserta didik, seperti:
b Formulir data anak yang meliputi, data wali murid , kalau memungkinkan data orang –orang yang tinggal serumah dengan anak baik itu keluarga maupun pengasuh
c. Riwayat kesehatan anak, imunisasi, riwayat alergi makanan atau obat, dan lain-lain.
4. Seleksi (placement test), hal ini biasanya dilakukan ketika daya tampung kelas terbatas.
5. Pengumuman/ daftar ulang, ini dilakukan untuk mengumumkan hasil placement test serta daftar ulang digunakan untuk kepastian siswa yang masuk, biasanya dengan membayar uang sarana dan prasarana sekolah.
6. Masa Orientasi Siswa(MOS), sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada sekolah yang baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi bagi calon peserta didik antara lain adalah :
a. Memperkenalkan nama-nama tempat di sekolah dan di kelas, kegunaan masing masing tempat, serta pengenalan peraturan dan tata tertib sekolah
b. Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah berserta tugasnya masing-masing.
c. Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
d. Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah,
e. Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila diperlukan.
Adapun Suharsimi Arikunto mendeskripsikan secara detail langkah-langkah penerimaan siswa baruyang secara garis besar dapat ditentukan sebagai berikut:
Menurut William A. Jeager yang diperhatikan dalam pengelompokkan belajar yaitu:
1. Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan siswa menurut umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan siswa berdasarkan pada perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan, minat dan sebagainya.
Dasar-dasar pengelompokkan siswa ada lima macam, yaitu :
1. Friendship Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan kesukaan di dalam memilih teman diantaranya siswa itu sendiri.
2. Achievement Grouping. Pengelompokkan belajar dalam hal ini adalah campuran antara anak yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah.
3. Aptitude Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
4. Attention or Interest Grouping. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari oleh kesenangan peserta didik itu sendiri.
5. Intelligence Grouping. Pengelompokkan yang didasarkan atas hasil test intelegensi yang diberikan kepada peserta didik.
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan. Karena kemajuan peserta didik merupakan faktor yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya proses pendidikan.
Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pengaruh itu adalah penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan. Berarti pula bahwa penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Jadi, guru sebagai pendidik berperan penting dalam kemajuan peserta didik dan juga dalam pelayanan proses pembelajaran.
Peranan guru dalam pelayanan peserta didik:
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru tentang kelas dan tata tertib sekolah
c. Evaluasi dann pelaporan perkembangan peserta didik
d. Program bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus
e. Pengendalian disiplin peserta didik
f. Program bimbingan dan penyuluhan
g. Program kesehatan dan keamanan
h. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik
i. Pelayanan diarahkan kepada :
1) Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak;
2) Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara langsung melalui proses belajar mengajar.
3) Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki potensi positif yang dapat dikembangkan.
4) Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan
5) Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
j. Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan peserta didik
Pengelolaan peserta didik dalam lembaga pendidikan (sekolah) meliputi, rekrutmen peserta, pembinaan peserta dan banyak hal yang terkait dengan kebutuhan peserta didik yang harus disediakan oleh pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.
Saat ini banyak fenomena tenaga pendidik atau tenaga kependidikan yang tidak begitu memahami kebutuhan siswa (peserta didik), sehingga terjadi banyak kasus yang membuat aspek perkembangan peserta didik terhambat bahkan cenderung merusak. Ini dikarenakan pengelolaan peserta didik yang tidak mempunyai perencanaan maupun keahlian yang memadai.
Diharapkan dengan banyaknya literature dan pengalaman para ahli dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik baru, dapat dijadikan bekal oleh setiap pengelola lembaga pendidikam agar dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.
Arefah.2010. Definisi Peserta Didik.
http://idb4.wikispaces.com/file/view/rc02pengaruh+PAI+terhadap+pembentukan+akhlak+siswa.pdf, tanggal unduh 07 Desember 2013)
Sagala, Dr. Syaiful, M.Pd. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima.
Siti Aminarti.2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: AR-MZ Media
Suharsimi Arikunto.1993.Organisasi dan Administrasi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
____________
Oleh: Imroatul azizah
STKIP PGRI Pacitan.
Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.
Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan, siswa merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan.
Oleh karena itu, manajemen pengelolaan siswa harus dipahami oleh orang-orang yang bekerja di lembaga sekolah, baik itu tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang kesehariannya berinteraksi dengan siswa.
Pengertian Peserta Didik
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat.Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Murip Yahya (2008 : 113), dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukka.
Pengertian Pengelolaan Peserta Didik/Siswa
Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.Strategi Pengelolaan Siswa Baru
Sebelum melangkah pada penerimaan siswa atau peserta didik, paling tidak ada satu langkah, yaitu perencanaan kesiswaan. Dalam perencanaan kesiswaan meliputi hal-hal berikut:Rekrutmen Siswa Baru
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan sisw yang baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, pengelola lembaga terlebih dahulu membentuk panitia yang terdiri dari :Ketua : Kepala Sekolah
Sekertaris : Salah seorang guru
Bendahara : Bendahara Sekolah
Seksi Pendaftaran : Maksimum 3 (tiga) orang guru
Adapun tugas dari panitia ini adalah mengadakan pendaftaran calon siswa, seleksi, pendaftaran kembali siswa yang diterima dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan calon siswa baru kepada pengelola lembaga didik. Rekrutmen ini mencakup:
1. Iklan (open house), open house biasanya dilakukan untuk memperkenalkan sekolah serta sistem pembelajaran disekolah juga meliputi sarana dan prasarana. Ketika open house berlangsung biasanya sekolah juga menyediakan formulir pendaftaran.
2. Pendaftaran, ini dilakukan untuk mengisi formulir pendaftaran.
3. Syarat-syarat pendaftaran diperlukan untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi peserta didik, seperti:
b Formulir data anak yang meliputi, data wali murid , kalau memungkinkan data orang –orang yang tinggal serumah dengan anak baik itu keluarga maupun pengasuh
c. Riwayat kesehatan anak, imunisasi, riwayat alergi makanan atau obat, dan lain-lain.
4. Seleksi (placement test), hal ini biasanya dilakukan ketika daya tampung kelas terbatas.
5. Pengumuman/ daftar ulang, ini dilakukan untuk mengumumkan hasil placement test serta daftar ulang digunakan untuk kepastian siswa yang masuk, biasanya dengan membayar uang sarana dan prasarana sekolah.
6. Masa Orientasi Siswa(MOS), sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada sekolah yang baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi bagi calon peserta didik antara lain adalah :
a. Memperkenalkan nama-nama tempat di sekolah dan di kelas, kegunaan masing masing tempat, serta pengenalan peraturan dan tata tertib sekolah
b. Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah berserta tugasnya masing-masing.
c. Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
d. Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah,
e. Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila diperlukan.
Adapun Suharsimi Arikunto mendeskripsikan secara detail langkah-langkah penerimaan siswa baruyang secara garis besar dapat ditentukan sebagai berikut:
- Menentukan panitia.
- Menentukan syarat-syarat penerimaan.
- Mengadakan pengumuman, menyiapkan soal-soal tesuntuk seleksi dan menyiapkan tempatnya.
- Melaksanakan penyarinagan melalui tes tertulis maupun lisan.
- Mengadakan pengumuman penerimaan.
- Mendaftar kembali calon siswa yang diterima.
- Melaporkan hasil pekerjaaan kepada kepala sekolah.
Penempatan Siswa Baru
Sebelum siswa yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.Menurut William A. Jeager yang diperhatikan dalam pengelompokkan belajar yaitu:
1. Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan siswa menurut umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan siswa berdasarkan pada perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan, minat dan sebagainya.
Dasar-dasar pengelompokkan siswa ada lima macam, yaitu :
1. Friendship Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan kesukaan di dalam memilih teman diantaranya siswa itu sendiri.
2. Achievement Grouping. Pengelompokkan belajar dalam hal ini adalah campuran antara anak yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah.
3. Aptitude Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
4. Attention or Interest Grouping. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari oleh kesenangan peserta didik itu sendiri.
5. Intelligence Grouping. Pengelompokkan yang didasarkan atas hasil test intelegensi yang diberikan kepada peserta didik.
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan. Karena kemajuan peserta didik merupakan faktor yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya proses pendidikan.
Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pengaruh itu adalah penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan. Berarti pula bahwa penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Jadi, guru sebagai pendidik berperan penting dalam kemajuan peserta didik dan juga dalam pelayanan proses pembelajaran.
Peranan guru dalam pelayanan peserta didik:
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru tentang kelas dan tata tertib sekolah
c. Evaluasi dann pelaporan perkembangan peserta didik
d. Program bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus
e. Pengendalian disiplin peserta didik
f. Program bimbingan dan penyuluhan
g. Program kesehatan dan keamanan
h. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik
i. Pelayanan diarahkan kepada :
1) Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak;
2) Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara langsung melalui proses belajar mengajar.
3) Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki potensi positif yang dapat dikembangkan.
4) Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan
5) Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
j. Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan peserta didik
- Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari;
- Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga yang membina pada proses pendidikan.
- Identifikasi terhadap pribadi
- Kesulitan dalam mencerna materi pendidikan
- Memilih bakat, minat dan kegemaran
- Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi
- Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu
- Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan kesulitan belajar
- Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan, dan
- Identifikasi hambatan fisik,mental dan emosi.
KESIMPULAN
Pelayanan pada lembaga pendidikan, yang menjadi fokus utama tentunya adalah peserta didik, yang mana kesuksesan lembaga akan terukur dari perkembangan anak yang optimal dari setiap aspek perkembangannya. Oleh karena itu manajemen pengelolaan peserta didik menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap pengelola lembaga pendidikan.Pengelolaan peserta didik dalam lembaga pendidikan (sekolah) meliputi, rekrutmen peserta, pembinaan peserta dan banyak hal yang terkait dengan kebutuhan peserta didik yang harus disediakan oleh pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.
Saat ini banyak fenomena tenaga pendidik atau tenaga kependidikan yang tidak begitu memahami kebutuhan siswa (peserta didik), sehingga terjadi banyak kasus yang membuat aspek perkembangan peserta didik terhambat bahkan cenderung merusak. Ini dikarenakan pengelolaan peserta didik yang tidak mempunyai perencanaan maupun keahlian yang memadai.
Diharapkan dengan banyaknya literature dan pengalaman para ahli dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik baru, dapat dijadikan bekal oleh setiap pengelola lembaga pendidikam agar dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arefah.2010. Definisi Peserta Didik.
http://idb4.wikispaces.com/file/view/rc02pengaruh+PAI+terhadap+pembentukan+akhlak+siswa.pdf, tanggal unduh 07 Desember 2013)
Sagala, Dr. Syaiful, M.Pd. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima.
Siti Aminarti.2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: AR-MZ Media
Suharsimi Arikunto.1993.Organisasi dan Administrasi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
____________
Oleh: Imroatul azizah
STKIP PGRI Pacitan.
Tag: manajemenpendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar