Analisis SWOT Pendidikan


Pada era globalisasi, banyak sekali permasalahan yang dihadapi, permasalahan yang terjadi menimbulkan banyak kekacauan di berbagi sekolah di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi pemerintah di bidang pendidikan yaitu untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan dituntut dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di dunia global. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan lulusan yang unggul (kompetitif) sehingga dapat eksis di dunia global.
Agar lulusan pendidikan nasional memiliki kompetitif tidak bisa terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, bail dalam hal efektivitas dan efisiensi proses kearah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan mutu pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal.

1. Analisis Swot dalam Pendidikan

SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metoda analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

Strength (S

Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan atau kelebihan yang ada dari organisasi atau program saat ini.
  1. Pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery
  2. Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional
  3. Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;
  4. Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi

Weakness (W)

Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
  1. Standar Pendidik yang disekolah yang sudah masih pada taraf Standar Nasional
  2. Tidak Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK
  3. Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK

Opportunity (O)

Situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
Memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.

Threat (T)

Situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Ancaman Internal
  • Program belum dilaksanakan dengan riset yang mendalam dan konsepnya lemah sehingga belum memiliki arah dan tujuan yang jelas sehingga
  • Siswa yang tidak mampu dan siswa yang mampu dalam mengikuti pelajaran
Ancaman Exsternal
  • Kecemburuan sosial dalam rangka pembagian anggaran
  • Tujuan pendidikan yang misleading
  • Kebijakan bertolak belakang dengan otonomi sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
  • Lulusan tidak sesuai yang diharapkan yaitu menguasai kurikulum internasional dan dapat berbahasa Inggris dengan lancar.

Lingkungan strategis sekolah
Faktor-faktor lingkungan strategis sekolah yang ditinjau dari, lingkungan ekonomi politik dan pemerintahan, pasar dan persaingan, tekhnologi, sosial dan geografi. Hal ini tentu saja mengacu pada upaya membekali pengetahuan, keterampilan, keimanan, ketaqwaan, nilai-nilai sosial dan moral yang berbudaya dan berkepribadian Indonesia untuk memperkokoh rasa kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kondisi Pendidikan Sekolah.
Berlandaskan Undang-undang no.20 th 2003 tentang sistim pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah no.19 th 2005 yang dijadikan landasan pengembangan kesatuan pendidikan. Untuk itu pendidikan di masa yang akan mendatang berupaya mengacu pada bertaraf standar Internasional. Sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada masa yang akan datang.

Peran Analisis Swot dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.

Penafsiran kekuatan dan kelemahan dapat dilakukan melalui survey, kelompok-kelompok fokus, wawancara dengan murid dan alumni, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Begitu kelemahan dan kekuatan tergambar, maka akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi item-item tersebut. Gambaran eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti masalah-masalah lokal dan negara adalah yang paling penting dalam memutuskan program baru apa saja yang perlu ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi atau diganti.

Jenis-jenis analisis SWOT

Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

Model Kualitatif

Urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Subkomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, Subkomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.

Kaitan analis SWOT dengan Visi dan Misi ,tujuan dan program

Analisis SWOT itu digunakan sebagai dasar untuk menerjemahkan visi, misi, dan tujuan sehingga menjadi program kegiatan yang lebih operasional.

Sekolah yang melaksanakan harus membuat rencana pengembangan sekolah. Rencana pengembangan sekolah pada umumnya mencakup perumusan visi, misi, tujuan sekolah dan strategi pelaksanaannya. Sedangkan rencana kerja tahunan sekolah pada umumnya meliputi pengindentifikasian sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah), pemilihan fungsi-fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah diidentifikasi, analisis SWOT, langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program kerja tahunan sekolah.

Kesimpulan
Analisis SWOT dapat dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal proses pembuatan keputusan dan perencanaan stategi dalam berbagai terapan (Johnson, dkk, 1989). Jika digunakan dengan benar maka dimungkinkan bagi sekolah mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu baik hubungan dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan lain, maupun lapangan kerja yang akan dimasuki siswa.

Pemahaman tentang faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman pengujiannya. Digabungkan dengan kekuatan dan kelemahan untuk membantu dalam mengembangkan sebuah visi dan misi di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic Management For Educational Management ( Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan ). Bandung : Alfabeta.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/. Diakses tanggal 31 maret 2010.

Sallis Edward (2008) Total Quality Managemen in Education. IRCISoD: Jogjakarta.

Sudarman Damin (2002) INOVASI PENDIDIKAN Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga.


Tag:

Bagikan Ini

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar