TOPIK DAN MASALAH DALAM PENELITIAN


A.       PENDAHULUAN
                                                                    
1.        Latar Belakang
         Secara sistematis suatu penelitian yang mendasarkan pada metode ilmiah biasanya dimulai dengan adanya permasalahan. Permasalahan penelitian menurut John Dewey,1993; Kerlinger, 1986 mengidentifikasikan bahwa permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun oleh para peneliti. Permasalahan dapat pula diartikan sebagai  target yang telah ditetapkan oleh peneliti.
          Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena. Adanya kemenduaan arti (ambiguity) adanya halangan dari rintangan. Adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena. Baik yang telah ada ataupun yang akan ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah – masalah itu atau setidaknya menutup celah yang terjadi.

2.        Tujuan
         Tujuan dari pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk :
§   Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
§   Memuaskan perhatian serta keinginnan seseorang akan hal – hal yang baru.
§   Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau pun dasar untuk penelitian selanjutnya ;
§   Memenuhi kegiatan sosial
§   Menyediakan sesuatu yang bermamfaat
 Kemudian, persoalan pertama yang akan muncul dalam suatu proses penelitian adalah memilih berbagai alternatif ide topik penelitian.Tema dan topik memiliki esensi pengertian yang sama. Kebanyakan para peneliti yang mulai dengan tugas penelitian sulit menemukan topik apa yang pantas menjadi bahan kajiannya. Untuk mengatasi persoalan tersebut dalam makalah ini akan di bahas mangenai cara – cara memilih topik dan masalah penelitian.

3.        Masalah
         Dalam Kehidupan manusia atau kehidupan kita sehari-hari banyak sekali permasalahan tetapi kita atau para peneliti muda menemui banyak kesu;litan dalam mengidentifikasikan masalah yang  benar-benar layak untuk dajadikan penelitian. Banyaknya bentuk permasalahan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu permasalahan yang sifatnya common sense (akal sehat) saja dan permasalahan yang betul-betul masalah. Masalah yang bisa diteliti biasanya mempunyai karakteristik, yaitu bisa dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu bidang yang sama, sering muncul secara signifikan dan yang utama masalah dapat diukur dengan alat ukur penelitian, seperti: skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
         Walaupun demikian mencari bentuk masalah penelitian memang sangat sulit, dan yang penting bagi peneliti sebelum melangkah pada kegiatan selanjutnya, sebaiknya peneliti selalu berkonsultasi dengan pembimbing atau berkoordinasi sesama peneliti lain. Kesulitan mencari masalah biasanya juga tergantung  ketajaman para peneliti itu sendiri dalam menyeleksi dan merasakan sesuatu yang dapat dimasukan sebagai masalah.

B.       PEMILIHAN MASALAH PENELITIAN
Menentukan masalah penelitian memang bukan hal yang mudah apalagi           dilakukan oleh peneliti muda. Masalah penelitian yang layak diteliti sebenarnya       banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah tidak          semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan masalah                                                     penelitian. Sebenarnya masalah yang layak diteliti utamanya harus dirumuskan                                    dengan statement yang jelas dan tidak mendua arti, yang bisa dirumuskan dalam                                   bentuk pertanyaan, tergantung pada metode penelitian yang hendak dilakukan.

1.    Ciri – ciri Masalah yang Baik
            Menurut Kerlinger (1973). Whitney (1969),dan Trelease (1958) ciri – ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut :
1.    Masalah yang dipilih harus memiliki nilai penelitian.
2.    Masalah yang di pilih memiliki fisibilitas.
3.    Masalah yang di pilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
Ketiga ciri masalah tersebut akan dijabarkan seperti di bawah ini:
1.         Masalah harus memiliki nilai penelitian
            Kriteria masalah yang mempunyai nilai penelitian antara lain :
1.    Masalah harus memiliki nilai keaslian
      Masalah yang dipilih harus mengenai hal – hal yang up to date dan baru.                        Masalah  harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah.
2.    Masalah harus menyatakan suatu hubungan
      Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variable.      Sebagai konsekuensinya. Maka rumusan masalah akan merupakan pertanyaan         seperti :
      Apakah X berhubungan dengan Y ? Bagai mana X dan Y  berhubungan dengan C? Bagai mana A berhubungan dengan B dibawah kondisi C dan D? Masalah yang lebih nyata misalnya : Apakah konflik menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Masalah harus padat definitif,dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotensi alternatif. Masalah dapat saja mengenai hubungan antara fenomena – fenomena alam atau mengenai kondisi – kondisi yang mengontrol fakta – fakta yang diamati. Selanjutnya pemecahan masalah tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui dan megontrol fenomene – fenomena yang sedang diteliti.
3.    Masalah harus merupakan hal yang penting
      Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aflikasi untuk penelitian terapan. Masalah harus di tunjukan terutama untukmemperoleh fakta kesimpulan dalam suatu bidang tertentu.
4.    Masalah harus dapat di uji
Masalah harus dapat di uji. Dengan perlakuan – perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.Sekurang – kurangnya, masalah – masalah yang di pilih harus sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan pengujian secara empisir. Hal ini berarti bahwa bukan saja hubungan – hubungan yang harus dinyatakan secara jelas., namun juga harus mengandung pengertian bahwa hubungan – hubungan tersrbut harus dinyatakan dalam variabel – variabel yang dapat di ukur.
5.    Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah harus di nyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan.

2.         Masalah harus fisibel
            Masalah yang di pilih harus mempunyai fisibilitas. Yaitu masalah tersebut           dapat di pecahkan, ini berarti :
1.    Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
Masalah yang di pilih harus mempunyai metode untuk memecahkanya dan harus ada data untuk menunjang pemecah. Data untuk menunjang masalah harus pula mempunyai kebenaran yang setandar dan dapat di terangkan.
2.    Peralatan (eguipment) dan kondisi harus mengijinkan
Masalah yang di pilih harus sesuai dengan alat yang tersedia untuk control kondisi atau pun untuk mencatat ketepatan peralatan yang di miliki harus dapat di gunakan untuk memecahkan masalah .Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran (the mind of man)
  1. Biaya untuk memecahkan masalah, sacara relative harus dalam batasan – batasan kemampuan. Biaya dan hasil juga harus seimbang.
Biaya untuk memecahkan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya. Maka masalah yang ingin di pilih tidak fisibel sama sekali. Masalah yang di pilih janganlah sekali kali dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Pasteur pernah berkata. “Saya tidak akan bekerja untuk uang, tetapi saya bekerja untuk ilmu pengetahuan”
4.    Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar ;
5.    Administrasi dan seponsor harus kuat ;
Masalah yang dimiliki harus mempunyai sponsor serta administrasi yang kuat.Lebih – lebih bagi peneliti mahasiswa. Masalah yang di pilih harus di perkuat dengan adviser,pembimbing,atau pun tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya.
  1. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
      Masalah yang di pilih harus tidak bertentangan dengan adat istiadat. Hukum yang berlaku maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak menimbulkan kebencian orang lain. Pertentang fisik maupun itikad untuk menjaga kesinambungan profesianalisme dalam meneliti.

 3.        Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
            Dalam hal ini masalah yang di pilih sekurang – kurangnya :
  1. Menarik bagi si peneliti
      Masalah yang dipilih harus menarik keingin tahuan peneliti dan memberi harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban atau pun menemukan masalah lain yang lebih pentinh dan yang lebih menarik.
  1. Harus sesuai dengan kualifikasi
      Sukar mudahnya masalah yang ingin di pecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah (Derajat daya nalar), sensitivitas terhadap data serta kemampuan yang dimiliki peneliti dalam menghasilkan orisinalitas.

        3.  Sumber – sumber untuk Memperoleh Masalah
            Beberapa macam sumber penalitian  mungkin dapat membantu para peneliti    memperoleh masalah yang layak dijadikan bahan untuk diteliti.  
            Sumber _ sumber untuk memperoleh masalah antara lain :
  1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
      Hal ini misalnya adalah: Seorang ahli ilmu jiwa,dapat menemukan masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan kegiatan mereka dalam pabrik,seorng ahli ekonomi pertanian dapat menemukan masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja mengerjakan serta mennyimpan hasil usaha pertaniannya.
  1. Pengamatan terhadap alam sekeliling
      Peneliti – peneliti ilmu natura seringkali memperoleh masalah dari alam
Sekelilingnya. Misalnya seorang ahli bidang banyak memperoleh masalah ketika ia mengamati cakrawala.
3.    Bacaan
      Bacaan – bacaan dapat merupakan sumber dari masalah yang di pilih untuk di teliti, lebih – lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah maupun       makalah., maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang memerlukan          penelitian lebih lanjut.
  1. Ulangan serta perluasan penelitian.
Masalah juga di peroleh dengan mengulang percobaan – percobaan yang pernah dilakukan,dimana percobaan yang telah di kerjakan tersebut memeaskan, peluasan analisa maupun metode dan teknik dengan eguipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat di pecahkan secara lebih memuaskan, Misalnya penemuan penisilin oleh Feleming pada tahu 1929 telah terhenti beberapa lama. Sampai kemudian Florey meneliti kembali sifat – sifat penesilin sebagai alat penyembuh penyakit.
5.    Cabang studi yang telah di kembangkan
Kadang kala ditemukan, bukan dari bidang studi itu sendiri, tetapi dari cabang yang tmbul kemudian, yang mula – mula dipikirkan tidak penting sifatnya.
Misalnya Pasteur peneliti penyakit kolera dengan menyuntik ayam – ayam percobaan dengan mikroba kolera, pada suatu hari ia kehabisan ayam – ayam yang sehat ia kemudian terpaksa menggunakan ayam – ayam yang pernah kena kolera. Ternyata ayam- ayam tersebut tidak mati akibat suntikan mikroba kolera Dari percobaan ini iya tertarik akan ketahanan ayam – ayam tersebut, dan menemukan masalah yang mendorongnya meneliti tentang prinsip – prinsip kekebalan atau imunisasi.
6.    Catatan dan pengalaman pribadi
7.    Praktik serta keinginan masyarakat
Prektik – praktik tersebut dapat merupakan pertanyaan – pertanyaan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat local, daerah, maupun nasional.

8.    Bidang spesialisasi
Bidang spesialisasi seorng dapat merupkan sumber masalah, Dalam membuat masalah, perlu dijaga supaya masalah yang digali jangan menjurus kepada over spesialisasi, Hal tersebut akan menghilangkan unitas yang fundamental
9.    Pelajaran yang sedang di ikuti
Pelajaran yang sedang di ikuti (missal dskusi kelas, hubungan antara dosen dan mahasiswa, pengaruh stef senior serta ajarannya) dapat meripakan sumber masalahbagi mahasiwa yang ingin membuat tessis.

10. Diskusi – diskusi ilmiah
      Dalam diskusi tersebut. Seseorang dapat menangkap banyak anlisis-analisis     ilmiah serta argumentasi-argumentasi professional,yang dapat menjurus pada       suatu permasalahan baru.
11. Perasaan intuisi

4. Cara Merumuskan Masalah
Setelah masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka tibalah saat masalah            tersebut dirumuskan.perumusan masalah merupakan titik tolak bagi             perumusan hipotesis nantinya dari rumusan masalah dapat menghasilkan topic   penelitian atau judul dari penelitian. Umumnya rumusan masalah harus         dilakukan dengan kondisi berikut:
1.    Masalah biasa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
2.    Rumusan hendaknya jelas dan padat.
3.    Rumusan masalah harus berisi implikasi adnya data untuk memecahkan masalah.
4.    Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
5.    masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

     Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau        moral.Pertanyaan demikian merupakan pertanyaan tentang nilai atau value     judgement  yang tidak dapat dijawab secara ilmiah. Hindarkan pula maslah    yang merupakan metodologi.
   Sebagai kesimpulan perlu dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk            memformulasikan masalah,yaitu:
1.    menurunkan masalah dari teori yang telah ada seperti masalah pada        eksperimental
2.    Observasi langsung di lapangan, seperti yang sering di lakukan ahli –ahli            sosiologi jika masalah di peroleh di lapangan, maka sebaiknya juga          menghubungkan masalah tersebut dengan teori teori – teori yang telah ada,   namun tidak berarti bahwa peneliti yang tidak di dukung oleh suatu teori tidak       berguna sama sekali karena adakalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan             dalil – dalil dan dapat membentik sebuah teori.

            Membuat masalah penelitian merupakan hal yang cukup sulit antara lain            karena :
1.    Tidak semua masalah di lapangan dapat di uji secara empiris.
2.    Tidak ada pengetahuan atau tidak di ketahui sumber atau tempat mencari masalah – masalah.
3.    Kadang kala si peneliti di hadapkan pada banyak sekali masalah penelitian, dan sang penelitian tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk di pecahkan.
4.    Adakalanya masalah cukup menarik tetapi data yang di perlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar di peroleh.
5.    Peneliti tidak tahu kegunaan sepesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

5.Karakteristik masalah
            Secara fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para             peneliti, Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman di lapangan. Oleh karena itu masalah penelitian harus memenuhi karakteristik penelitian           diantaranya: masalah dapat diteliti, mempunyai manfaat teoritis maupun         manfaat praktis,dapat diukur, sesuai dengan kemampuan peneliti.
            Beberapa karakteristik tersebut, sebagai berikut:
1.   Masalah dapat diteliti
             Suatu masalah dapat dikatakan dapat diteliti atau researchable, apabila   masalah tersebut bisa diungkapkan melalui tindakan koleksi data dan           kemudian dianalisis. Melalui beberapa pertanyaan, wawancara, melakukan       observasi langsung ke lapangan, melakukan studi kepustakaan, menyebarkan          angket kepada responden terkait.
2.   Mempunyai kontribusi signifikan
             Masalah penelitian harus bermanfaat bagi peneliti yang bersangkutan maupun            bagi masyarakat umum.Manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan       perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat praktis yang langsung dapat     digunakan oleh masyakat umum.
3.     Dapat Didukung Dengan Data Empiris.
   Masalah bisa diukur secara kuantitatif maupun empiris, ukuran empiris    berdasarkan fakta dan konstruk suatu fenomena. Penelitian kuantitatif lebih   diukur pada suatu variabel yang harus didasarkan pada hukum yang positif.
4.    Sesuai dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti.
   Kemampuan dan keinginan peneliti mempunyai peranan penting dalam             mendukung terselesaikannya penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan         yang menyangkut  kemampuan. Kemampuan tanpa adanya keinginan maka                  mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan peneliti          itu sendiri.
  
 PEMILIHAN TOPIK PENELITIAN
1.  Langkah – langkah Memilih Topik Penelitian
            Berikut ini diuraikan langkah – langkah pemilihan topik penelitian.
  1. Langkah pertama adalah memilih suatu masalah dari berbagai kemungkinan    permasalahan yang ada kaitannya dengan minat dan keahlian yang dimiliki. Dengan pilihan yang terbaik, diharapkan peneliti dapat memulai penelitiannya dengan segenap hati dan mempunyai motivasi.
  2. Langkah kedua adalah mengunjungi perpustakaan untuk mencari berbagai topik penelitian yang sudah ditulis oleh penulis terdahulu, mencari buku – buku referensi, jurnal ilmiah dan lain – lain.
  3. Membuat catatan – catatan yang dianggap perlu dalam sebuah  kartu (biasanya ukuran kartu pos). Catatan semacam ini sangat penting, untuk memudahkan merangkai gagasan dalam suatu karya tulis. Dalam kartu tersebut tidak hanya di catat ringkasan permasalahan tetapi harus pula diidentifikasi sumber notasi buku/jurnal yang di baca

Hal – hal yang harus di catat antara lain :
a.    Ringkasan suatu masalah
b.    Ide yang controversial dan bertentangan dengan arus konsep yang ada.
c.    Hal – hal yang merupakan pengetahuan baru.
d.    Pointers dan data histories.
e. Notasi identifikasi sumber (nama pengarang,judul buku,penerbit,tahun terbit,halaman, dll

2.    Kesulitan –kesulitan dalam Pemilihan Topik
            Kesulitan – kesulitan yang umumnya di hadapi dalam pemilihan topik adalah:
  1. Sering kali ide muncul dalam benak peneliti dan peneliti manganggap topik       yang terbayangkan tersebut sangat mungkin diteliti. Namun ternyata bahan      kajian tersebut telah diteliti oleh peneliti terdahulu. Apabila demikian penerbit      dapat melakukan replikasi untuk topik tersebut dan kajian yang  terdahulu            dapat kita  jadikan referensi pertama untuk mengetahui apakah kajian pada   masa lalu masih relevan untuk saat ini.
  2. Dalam memilih topik sering kali peneliti tidak bisa membedakan secara jelas antara topik dan judul penelitian. Hal ini akan menyulitkan karena “Judul”  ternyata sangat luas jangkauannya.
  3. Masalah untuk mencari sumber – sumber referensi yang sebetulnya banyak tersedia di perpustakaan atau sumber lainnya karena tidak memahami bagai mana menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi yang sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari miskinnya referensi yang diajukan dalam proposal penelitian.
  4. Lemahnya penguasaan bahasa asing (khususnya bahasa inggris) 

3.    Sumber untuk Memperoleh Topik Penelitian
Sumber untuk memperoleh topik penelitian antara lain dari sumber teori maupun dari pengalaman dari para praktisi yang keduanya memiliki         perbedaan  yang sangat kontras. Dari sumber teori berarti menggunakan          pendekatan dedukatif,        sebaliknya dari pengalaman praktipis menggunakan     pendekatan induktif
1.    Sumber teori
Referensi teori akan sangat berguna dalam perancangan penelitian dalam pembuatan tesis (skripsi).Teori akan memberikan wawasan yang luas dalam menentukan tema/judul penelitian.
Kadang – kadang kita menemukan ternyata uraian dalam suatu buku berbeda dengan buku lainnya. Berdasarkan hal ini kita dapat memperoleh insfirasi yang sangat berharga dari buku – buku tersebut karena dalam suatu buku di ungkapkan bagaimana bentuk teori. Demikian banyaknya teori yang di kemukakan dalam berbagai buku.menjadikan kita bertanya “teori yang mana yang benar?” Dari hal ini kemudian muncul pernyataan bahwa peneliti di mulai dengan pertanyaan kritis (gugatan) mengenai sesuatu hal.Teori sebenarnya mengandung kemungkinan untuk di gugat dengan munculnya teori baru, sehingga kebenarannya bersifat relatif . Memang demikian hakekat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan selalu berubah.
2.    Sumber pengalaman praktisi
Dari kalangan praktisi akan muncul persoalan – persoalan praktisi yang pada dasarnya membutuhkan pengkajian ulang. Sering kali para praktisi menemukan masalah - masalah dalam praktik yang kadang kala sulit mencari pemecahannya serta sulit mencari landasan teorinya. Para praktisi membutuhkan bantuan para ahli untuk mencarikan jalan keluar permasalahannya tersebut. Dari hal ini topik penelitian muncul.
Sutrisno Hadi mengatakan bahwa topik yang dipilih harus berbeda dalam jangkauan kita. Tersedia cukup bahan – bahan atau data yang di perlukan untuk membahas topik – topik cukup penting untuk diselidiki dan cukup menarik minat untuk di selidiki dan dibahas.
3.    Lapangan tempat bekerja
Tempat-tempat dimana peneliti bekerja merupakan sumber ide yang baik, peneliti dapat melihat secara langsung  mengalami dan bertanya pada banyak orang dalam pekerjaaannya.
4.     Laporan hasil penelitian
5.     Sumber yang berasal dari bidang pengetahuan lain
     

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
      Dari uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.           Menentukan Masalah penelitian adalah hal yang paling sulit dilakukan terutama bagi peneliti muda
2.           Masalah penelitian yang layak diteliti sebetulnya dan tidak terbatas jumlahnya. Yang sulit dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan masalah penelitian.
3.       Ada beberapa sumber-sumber ide yang dapat dilgunakan untuk mencari masalah penelitian, yaitu: sumber teori, pengalaman praktisi, lapangan tempat bekerja, laporan penelitian dan sumber lain diluar bidang pendidikan.
4.        Agar memudahkan memilih masalah penelitian peneliti dapat menggunaka sekuen sebagai berikut:
a.    Mengidentifikasikan cakupan umum atau general area-nya
b.    Mengidentifikasikan masalah yang ada
c.    Membatasi masalah yang berkaitan erat
d.    Merumuskan masalah.
5.    Masalah penelitian memiliki karakteristik penting yang digunakan bagi peneliti diantaranya: dapat diteliti, mempunyai kontribusi teoritis hgarus dapat diukur, sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
6.         Masalah yang layak diteliti dirumuskan dalam staemat yang jelas, tidak mendua arti, atau bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
         
Saran   
Dalam menentukan masalah dan topik penelitian yang penting tidak mendua arti sehingga membingungkan peneliti, jangan menetukan masalah yang sulit diukur dan dianalisis, masalah memiliki landasan teori yang ada, dan peneliti harus memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan masalah yang baik, masalah yang diteliti sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kemampuan peneliti, jangan menentukan masalah terlalu luas dan diluar jangkauan peneliti itu sendiri
Karena bisa menghambat proses penelitian sehingga berlarut-larut dan akhirnya merugikan si peneliti itu sendiri


DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, H.B, 2002. .Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar teori dan terapannya                    dalam penelitian. Surakarta, Indonesia.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan  Kompetensi dan Praktiknya.                        Bumi Aksara, Yogyakarta.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rita Retnowati, 2006. Metode Penelitian. Program Pascasarjana Universitas                            Pakuan, Bogor.


Lexy J. Moleong, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung.
.


Tag:

Bagikan Ini

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar