Ada beberapa pendapat tentang model pembelajaran. Pertama, menurut Dahlan (1990) bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Kedua, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman adalam melaksanakan pembelajaran di kelas (Joyce dan Weil, 1986).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan kerangka perencanaan pembelajaran yang menggambarkan bagaimana suatu prosedur sistematis yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Jika tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berorientasikan kepada aktifitas siswa menemukan konsep, maka guru dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Menurut Haury, D.L (Jarret.D, 1977), inkuiri adalah sekumpulan perilaku manusia yang dikategorikan sebagai persaingan dalam mengeksplanasi secara masuk akal fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan. Fenomena ini menimbulkan kuriositas dan hal-hal yang belum diketahui manusia. Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa inkuiri merupakan sejumlah aktivitas dan keterampilan yang terfokus kepada pencarian pengetahuan yang terjadi di sekitar yang belum diketahui.
Sund dan Trowbridge (1973) membedakan pendekatan inkuiri menjadi dua bagian, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak terbimbing. Dalam pendekatan inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan lebih aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Sedangkan pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam mencari masalah dan penyelesaiannya.
Model inkuiri terbimbing merupakan pendekatan instruksional, memberikan kerangka kerja, perencanaan dan implementasi berpikir dengan mengembangkan keahlian siswa dan mengakses sumber informasi secara efektif membangun pengetahuan. Model ini terencana secara seksama, benar-benar terkontrol yang bersifat instruksional dari guru memandu siswa melalui materi yang mendalam (Kuhithau dan Carol, 2006).
Ditinjau dari variasi pendekatan inkuir, model inkuiri terbimbing memiliki cirri dimana topic pembelajaran ditentukan oleh guru, pertanyaan dan materi pembelajaran juga ditentukan oleh guru, sedangkan desain dan prosedur pembelajaran dirumuskan bersama-sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil atau analisis serta kesimpulan ditentukan oleh siswa.
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau latihan inkuiri berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam belajar. Model pembelajaran ini menuntut partipasi aktif siswa dalam inkuiri (penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang. Inkuiri terbimbing menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik.
Tujuan umum dari model inkuiri terbimbing adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka (Agung, 2009)
Model pembelajaran latihan inkuiri dikemukan oleh Richard Suchman (Jannah, 2008), ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi.
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kuhithau dan Carol (2006), yang menjelaskan bahwa inkuiri terbimbing memiliki 6 karakateristik yaitu :
- Siswa belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman
- Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya
- Siswa mengembangkan daya piker yang lebih tinggi melalui petunjuk atau bimbingan pada proses belajar
- Perkembangan siswa terjadi pada serangkaian tahap
- Siswa memliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya
- Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS.
Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan. Seperti halnya siswa SD kelas IV lebih cocok apabila diberikan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing karena mereka masih dalam tarap baru mengenal pembelajaran dengan model inkuiri ini.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, penyajian pelajaran diawali dengan penjelasan suatu peristiwa yang penuh teka-teki. Siswa secara individu akan termotivasi menyelesaikan teka-teki yang dihadapkan pada mereka dan membimbing mereka kepada suatu pencarian dan penyelidikan secara disiplin.
Tag: Strategi Belajar-Mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar