Dalam usaha meningkatkan suasana akademik yang maksimal dikampus, khususnya untuk mata kuliah metode penelitian dan penulisan skripsi, serta untuk menumbuhkan rasa pengalaman belajar, menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilah meneliti pada mahasiswa, Metodologi Penelitian merupakan hal yang esensial.
Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbuhkan kegairahan meneliti dan dapat memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilan meneliti pada mahasiswa. Untuk itu, penguasaan mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar terhadap Metodologi Penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari, dengan penguasaan Metodologi Penelitian yang optimal, diharapkan para mahasiswa dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang akan diajarkan nanti apabila sudah terjun sebagai tenaga pengajar.
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “ apa yang terjadi” di dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball.
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah diketahui:
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9
SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4
SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129
SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8
SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9
Jumlah = 258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259.
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
KESIMPULAN
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaidah dalam meneliti.
Penulis sedikit memberi penjelasan bagian dari metode penelitian yaitu tentang populasi dan sampel, dimana pengertian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan bojek yang akan diteliti tersebut. Sedangkan secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Dari penjelasan diatas diharapkan mahasiswa sebagai peneliti dapat memahami dan mengerti bahwa populasi dan sampel merupakan salah satu metode penelitian yang penting untuk dipelajari, guna nantinya dalam melakukan suatu penelitian bisa mendapatkan data yang valid dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo, Basuki. Metode Penelitian, Jakarta : Penaku, 2010
Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012.
Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbuhkan kegairahan meneliti dan dapat memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilan meneliti pada mahasiswa. Untuk itu, penguasaan mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar terhadap Metodologi Penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari, dengan penguasaan Metodologi Penelitian yang optimal, diharapkan para mahasiswa dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang akan diajarkan nanti apabila sudah terjun sebagai tenaga pengajar.
PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
Dalam kehidupan sehari-hari manusia pernah menghadapi masalah populasi dan contoh atau sampel dalam suasana yang berlainan yang mungkin tidak disadarinya. Apabila seseorang melihat suatu kue, lalu dia ingin mengetahui rasa dari kue tersebut, apakah rasanya manis, asam , gurih, atau pahit, seseorang tersebut tidak perlu memakan seluruhnya. Seseorang tersebut cukup mengambil seiris, mencicipinya, kemudian menyimpulkan bagaimana rasa kue tersebut. Disini, perumpamaan kue adalah populasi, sedangkan irisan kue tersebut adalah contoh atau sampel. Dengan demikian, yang disebut populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan contoh atau sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistiono-Basuki : 2010)Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “ apa yang terjadi” di dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
A. Teknik sampling
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:- Simple random sampling
- Proportionate stratified random sampling
- Disproportionate stratified random sampling
- Cluster sampling ( Area sampling)
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.
2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.- Sampling sistematis
- Sampling kuota
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
- Sampling ansidental
- Sampling purposive
- Sampling jenuh
- Snowball sampling
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball.
B. Menentukan ukuran sampel
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah diketahui:
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.
C. Contoh Menentukan Ukuran Sempel
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9
SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4
SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129
SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8
SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9
Jumlah = 258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259.
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:
- Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
- Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.
- Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sempel = 10 X 5 = 50.
- Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara 10 s/d 20.
D. Cara Mengambil Anggota Sempel
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
KESIMPULAN
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaidah dalam meneliti.
Penulis sedikit memberi penjelasan bagian dari metode penelitian yaitu tentang populasi dan sampel, dimana pengertian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan bojek yang akan diteliti tersebut. Sedangkan secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Dari penjelasan diatas diharapkan mahasiswa sebagai peneliti dapat memahami dan mengerti bahwa populasi dan sampel merupakan salah satu metode penelitian yang penting untuk dipelajari, guna nantinya dalam melakukan suatu penelitian bisa mendapatkan data yang valid dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo, Basuki. Metode Penelitian, Jakarta : Penaku, 2010
Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012.
Tag: Metode Penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar