Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Muttaqien Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), terus melakukan pengembangan bidang teknologi informasi (TI), dan yang terbaru ialah membuat pustaka digital, yang memasukkan ribuan kitab kuning versi perangkat lunak, karya kaum muda Nahdlatul Ulama (NU) yang tengah studi di Jepang.
“Pustaka digital yang dikembangkan dalam laman Ponpes kami nantinya oleh para pengelolanya akan dimasukkan ribuan kitab dalam tiga versi bahasa, yakni bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Bahkan, dalam pustaka tersebut juga telah tercantum ribuan kitab kuning (kitab klasik) versi `software`, sebuah karya kaum muda NU yang kini studi di Jepang,” kata Pengasuh Ponpes Darul Muttaqien KH Mad Rodja Sukarta di Bogor, Minggu.
Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri, pekan lalu (17/4) dalam sebuah kunjungan ke Ponpes Sunanul Huda, Kampung Cikaroya, Desa Cibolang Kaler RT52/RW11, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, mengemukakan bahwa Ponpes, yang merupakan lembaga pendidikan untuk menggembleng generasi muda menjadi bagian penting hubungan kedua negara.
“Mengapa saya datang ke pesantren, karena bagi kami, sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia juga dilahirkan dari lembaga pesantren ini, dan ke depan tentunya amat penting bagi terjalinnya hubungan baik Jepang dan Indonesia,” katanya.
Menurut dia, sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang khas Indonesia, pesantren dilihatnya telah menjadi bagian penting dan tak terpisahkan bagi munculnya SDM berkualitas.
Mad Rodja Sukarta, yang juga salah satu tokoh NU di Kabupaten Bogor itu, mengemukakan bahwa Ponpes yang diasuhnya itu menunjukkan perhatian besar dalam mengembangkan akses Internet untuk mendukung kegiatan belajar mengajar lebih kurang 1.200 santri.
Ia mengatakan pengembangan pustaka digital tersebut merupakan tanggapan terhadap tuntutan modernisasi dan perubahan zaman.
Dalam kondisi semacam itu, kata dia, kalangan pesantren berada dalam posisi harus dapat menguasai TI dan juga komunikasi, agar tidak tertinggal perkembangan.
Ditegaskannya, melalui adopsi TI, penyelenggaraan pendidikan di pesantren akan semakin efisien dan berkualitas.
Guna mendukung pengembangan pustaka digital, salah satu Ponpes unggulan terbaik di Jabar ini menyediakan sebuah gedung khusus yang terletak di areal komplek pesantren.
Selain itu juga tersedia puluhan unit komputer yang dapat mengakses internet, yang dapat dilakukan oleh para peserta didik maupun santri.
“Kami berharap pengembangan program ini akan semakin membuat peserta didik mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan wawasan yang lebih terbuka, agar tidak tertinggal laju perubahan zaman,” kata mantan aktivis PMII itu.
Menurut dia, terobosan yang dikembangkan Ponpes Darul Muttaqien sejalan dengan program yang tengah digalakkan Depkominfo RI. Dalam berbagai kesempatan, Menkominfo M. Nuh selalu menekankan agar kalangan pesantren segera menghargai TI bagi peningkatan mutu dan peran di tengah masyarakat.
Ia mengatakan bahwa penandatanganan prasasti peresmian pustaka digital pesantren yang berdiri tahun 1988 direncanakan dilakukan pada Juli dengan menghadirkan Menkominfo M. Nuh.
Ponpes Darul Muttaqien, yang mengelola sejumlah jenjang pendidikan sejak dari TPA (Taman Pendidikan Alquran), Raudhatul Atfal atau Taman Kanak-Kanak (TK), Tarbiyatul Muallimin Al-Islamiyah (TMI) atau semacam pendidikan guru agama, SD Islam Terpadu (SDIT), SMP-IT (Madrasah Tsanawiyah/MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), telah meraih sejumlah prestasi.
Di antaranya adalah untuk TMI juara I Penataan Lingkungan Kategori Pondok Pesantren se-Jabar, MTs terbaik Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Parung, juara umum Tapak Suci tingkat nasional, juara I lomba Cerdas Cermat Matematika se-Kabupaten Bogor, dan juara umum lomba kreasi Paskibra se-Jabotabek. (kpl/cax)
Sumber : Kapanlagi.com.
Tag: Teknologi pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar