Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahankan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya tidak menjadi pendusta.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari si anak. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi si murid tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini .
Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anaknya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seoang ibu untuk mengajari anak-anak untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya.
Suatu siang saya agak miris melihat seorang anak SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih anak-anak. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyahkan si anak saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan anaknya tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, kemasjid misalnya.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idealisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa mesum di taman sari, bukit dealova, dan Ayam kampus yang mulai marak di tambahlagi foto-foto syrur anak SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua ( sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan ( sebagai Guru saat anak-anak bermain) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan si anak. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap anak-anak yang ada dilingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si anak dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anakya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak anak kita yang selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi anak adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan anak-anak kita akan ada di jalan yang benar, semoga.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari si anak. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi si murid tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini .
Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anaknya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seoang ibu untuk mengajari anak-anak untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya.
Suatu siang saya agak miris melihat seorang anak SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih anak-anak. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyahkan si anak saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan anaknya tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, kemasjid misalnya.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idealisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa mesum di taman sari, bukit dealova, dan Ayam kampus yang mulai marak di tambahlagi foto-foto syrur anak SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua ( sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan ( sebagai Guru saat anak-anak bermain) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan si anak. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap anak-anak yang ada dilingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si anak dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anakya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak anak kita yang selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi anak adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan anak-anak kita akan ada di jalan yang benar, semoga.
Sumber : http://artikel-opini.blogspot.com/
.
Tag: Kisah Pendidik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar